Perbedaan antara White Hat SEO dan Black Hat SEO terletak pada pendekatan yang digunakan dalam upaya meningkatkan peringkat situs web di mesin pencari. White Hat SEO mengacu pada praktik yang sah, sesuai dengan pedoman dan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh mesin pencari, sedangkan Black Hat SEO melibatkan praktik-praktik yang tidak etis dan melanggar pedoman tersebut.
White Hat SEO berfokus pada pengoptimalan situs web dengan cara yang alami, berkelanjutan, dan berorientasi pada pengguna.
Beberapa contoh praktik White Hat SEO termasuk:
Pembuatan konten berkualitas: Membuat konten informatif, bermanfaat, dan relevan bagi audiens target. Konten yang berkualitas akan lebih cenderung mendapatkan peringkat tinggi dan mendapatkan tautan balik dari situs web lain.
Penelitian kata kunci: Mengidentifikasi kata kunci yang relevan dan populer dalam industri atau niche Anda untuk mengoptimalkan konten dan meta tag situs web Anda.
Optimalisasi on-page: Melakukan optimasi teknis pada situs web, seperti struktur URL yang ramah mesin pencari, penggunaan tag judul yang relevan, penggunaan meta deskripsi yang menarik, dan penggunaan tag heading dengan bijak.
Pembangunan tautan organik: Membangun tautan secara alami melalui konten berkualitas yang menarik minat pengunjung dan situs web lain. Ini melibatkan berbagi konten melalui media sosial, mendapatkan liputan pers, dan berpartisipasi dalam komunitas online terkait.
Di sisi lain, Black Hat SEO menggunakan teknik-teknik manipulatif untuk mendapatkan peringkat tinggi dalam hasil pencarian dengan cara yang tidak sah. Beberapa contoh praktik Black Hat SEO termasuk:
Pemalsuan kata kunci (keyword stuffing): Memasukkan kata kunci secara berlebihan dan tidak alami ke dalam konten atau meta tag situs web.
Penyembunyian teks: Menyembunyikan kata kunci atau konten dengan metode seperti memilih teks berwarna sama dengan latar belakang atau menggunakan ukuran font yang sangat kecil sehingga tidak terlihat oleh pengunjung tetapi tetap terbaca oleh mesin pencari.
Pembuatan konten duplikat: Menggandakan atau menyalin konten dari situs web lain untuk menciptakan banyak halaman dengan isi yang sama atau sangat mirip.
Pembuatan backlink yang tidak etis: Membeli tautan balik dari situs-situs berkualitas rendah, mengirim tautan secara massal melalui komentar spam, atau menggunakan jaringan tautan pribadi untuk meningkatkan peringkat.