Kecerdasan buatan dalam industri ritel membantu mengotomatisasi banyak tugas yang sebelumnya dilakukan secara manual oleh spesialis, sehingga karyawan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tugas-tugas yang repetitif dan memakan waktu. Sebagai hasilnya, mereka dapat fokus pada tugas-tugas yang berorientasi pada pelanggan. Pekerjaan yang dibantu AI juga lebih dapat diandalkan, karena menghilangkan risiko terjadinya kesalahan manusia saat melakukan tugas-tugas seperti pemrosesan faktur.
Ada banyak tingkatan AI yang mengambil alih layanan pelanggan di toko fisik dan situs belanja online. AI dapat memantau perilaku pelanggan dan mengukur kepuasan pelanggan (menggunakan pengenalan ekspresi wajah). Hal ini akan mengidentifikasi situasi di mana pelanggan mungkin memerlukan bantuan dan memungkinkan staf untuk merespons lebih cepat.
Di banyak toko, pelanggan tidak lagi harus membayar sendiri produk yang mereka beli. AI melakukannya untuk industri ritel, sementara pelanggan memilih produk yang mereka butuhkan dan menaruhnya di keranjang belanja. Solusi pembayaran umum, yang sering digunakan di toko ritel otomatis, adalah dengan mengenakan pembayaran dari kartu pembayaran terhubung saat pelanggan meninggalkan toko.
Penagihan otomatis untuk produk tertentu akan mengurangi risiko kerugian. Dalam model ritel seperti ini, pelanggan dapat masuk ke toko yang sepenuhnya otomatis dan layanan mandiri hanya jika mereka sudah diautentikasi sebelumnya. Dengan cara ini, pembayaran untuk produk yang diambil selalu akan dibebankan dari akun mereka.
Dalam kasus toko ritel fisik dengan layanan tradisional, AI dapat digunakan untuk mendeteksi perilaku mencurigakan dan pencurian. Pencegahan kerugian juga dapat didasarkan pada mendeteksi produk yang segera habis terjual (karena tanggal kadaluarsa atau akhir musim).
AI juga dapat menganalisis perilaku pelanggan untuk mendeteksi faktor-faktor dalam toko yang menyebabkan penurunan tiba-tiba dalam penjualan atau mengganggu proses pembelian. Analisis perilaku pelanggan juga dapat diterapkan pada ruang e-commerce, di mana AI mendeteksi titik-titik yang kurang dioptimalkan, seperti elemen UI dan UX yang dirancang secara tidak intuitif.