Brand Identity adalah kombinasi dari merek dan identitas. Secara harfiah, itu berarti identitas merek. David Aaker, yang pertama kali mempresentasikan konsep Brand Identity, mendefinisikannya sebagai “kumpulan citra unik terkait yang unik untuk merek tertentu yang harus dibuat atau dipertahankan oleh perusahaan.” Dia juga mengutip ketekunan, konsistensi, dan kenyataan sebagai faktor terpenting dalam membangun Brand Identity.
Klasifikasi Brand Identity oleh David Aaker
- Brand sebagai produk
Artinya, produk itu sendiri menjadi merek. Contohnya adalah Yoplait. Yoplait adalah nama produk yang dirilis oleh Binggrae, tetapi ini adalah produk dengan kekuatan merek yang cukup kuat untuk secara kolektif merujuk pada satu sendok yogurt. Seperti ini, ketika orang melihatnya sebagai gambar atau kata ganti, kita dapat mengatakan bahwa merek telah terbentuk sebagai produk.
- Brand sebagai sebuah organisasi
Atribut organisasi diciptakan oleh budaya perusahaan. Ini sulit untuk ditiru, dan sulit untuk dievaluasi, sehingga perusahaan tertentu lebih terdiferensiasi dan dikenal. Jika suatu organisasi tertarik pada bidang tertentu dan mengambil tindakan terkait, tidak hanya dapat memperoleh kepercayaan besar dari orang-orang, tetapi juga menciptakan budaya internal yang lebih jelas.
- Brand sebagai manusia
Ini tentang memberi merek sebuah kepribadian. Dengan menunjukkan kepribadian merek itu sendiri, publik mengkonsumsi merek tertentu, mengekspresikan diri mereka, dan membentuk citra diri mereka sendiri. Selain itu, kepribadian merek dapat secara efektif mengkomunikasikan karakteristik merek, menciptakan hubungan yang kuat dengan konsumen.
- Brand sebagai simbol
Logo atau simbol yang dikenal luas oleh orang-orang adalah contoh merek. Simbol ini memudahkan masyarakat untuk mengenali suatu merek dengan cara mengekspresikan Brand Identitynya secara kuat.
Dari tipografi, warna, logo, tata letak, kisi, komposisi, grafik gerak hingga pengemasan dan grafik media sosial, hingga desain web, semua yang mewakili merek disebut Brand Identity.